Persis seminggu yang lalu, saya bermimpi diberi seekor anjing oleh seorang kakek tua berwajah putih, berambut putih, berbaju putih. Anjing yang diberikan kepada saya, berbulu putih. Tak ada warna lain.
Saya tidak suka anjing. Lebih tepatnya, saya tidak suka memelihara binatang. Saya tidak punyak kucing, anjing, atau binatang lain yang saya pelihara, kecuali beberapa ekor ikan koi di kolam kecil di belakang rumah. Saat bermimpi, saya tidak bisa menolak. Saya hanya diam saja. Juga tidak mengucapkan terimakasih.
Ketika saya bangun tidur, anjing itu benar-benar ada di kamar saya. Anehnya, saya tidak merasa heran. Saya hanya diam saja. Semua anggota keluarga saya tak ada yang peduli dengan anjing itu. Dugaan saya, mereka tidak bisa melihat anjing putih itu.
Anjing itu ikut ke mana saja saya pergi. Setiap kali bertemu dengan teman-teman saya, tidak ada satu pun yang bertanya soal anjing itu. Besar kemungkinan, mereka tidak bisa melihat anjing putih itu.
Anjing putih itu tidak pernah mengganggu saya. Dia hanya ikut ke mana saja saya pergi. Dia tidak menggonggong. Tidak berlari. Tidak makan.
Tiga hari lalu, orang tua berwajah putih, berambut putih, dan berbaju putih itu datang lagi di mimpi saya. Dia memberi saya seekor kura-kura. Binatang sebesar piring makan itu berwarna hijau. Semuanya hijau. Lagi-lagi, saya tidak bisa menolak pemberian itu. Juga tidak mengucapkan terimakasih. Ketika saya bangun, kura-kura hijau itu benar-benar ada di kamar saya. Seperti anjing putih, kura-kura hijau itu juga ikut saya ke mana saja. Dan setiap kali saya bertemu teman-teman saya, tidak ada seorang pun yang bertanya soal kura-kura itu. Besar kemungkinan, mereka tidak bisa melihat kura-kura hijau tersebut.
Sewaktu tadi salat Jumat, untuk pertama kalinya, saya menyaksikan anjing putih dan kura-kura hijau itu mendahului saya mengambil air wudu. Biasanya mereka hanya diam tak jauh dari saya. Sepasang mata mereka berkedip pelan. Gestur mereka begitu tenang. Baru tadi itulah, mereka melakukan aktivitas. Saya merasa khawatir jika nanti ada orang yang bisa melihat kehadiran mereka berdua di dalam masjid. Tapi saya pasrah.
Ternyata kekhawatiran saya benar-benar terjadi. Para jamaah tidak ada yang menduduki tempat yang telah diduduki oleh anjing putih dan kura-kura hijau. Saya sudah berserah jika nanti orang-orang mengusir dan bertanya siapa yang mengajak kedua binatang itu masuk masjid. Tapi kenyataannya tidak. Mereka membiarkan saja anjing dan kura-kura itu ikut salat Jumat.
Ketika salat Jumat usai, saya sedikit terkejut saat menyaksikan orang-orang di sebelah anjing putih dan kura-kura hijau mengajak salaman kedua binatang tersebut.
Akhirnya saya tak bisa membendung rasa penasaran.. Hingga saya putuskan untuk bertanya kepada beberapa orang yang saya tandai duduk di dekat kedua binatang tersebut, dan menyalami mereka. Beberapa orang itu saya kejar sampai ke parkiran, dan saya tanya baik-baik, siapa yang mereka salami saat usai salat?
Mereka menjawab: seekor anjing berwarna putih dan seekor kura-kura berwarna hijau.