Sore tadi, saya mengajak Kali berenang di pemandian alam tempat dulu saya diajari berenang oleh Bapak. Jaraknya sekira 7 km dari rumah saya.
Di sebuah cekungan, di punggung bukit karst yang memanjang antara Pati sampai Bojonegoro, sumber air bening ini menyembul. Sumber air ini sebagian berkontribusi pada area persawahan sampai jauh. Membuat sawah-sawah di beberapa desa bisa panen padi 3 kali dalam setahun. Dengan demikian tidak benar bahwa perbukitan kapur tidak bisa menghasilkan air yang melimpah. Saya tahu itu sejak kecil, karena sawah-sawah di daerah saya berutang budi dengan aliran air dari sana.
Kali senang dengan hutan, pantai, air, dll. Dia jago berenang, lebih jago dari saya. Kalau saya sih sekadar tidak tenggelam di air. Sedangka Kali menguasai beberapa gaya berenang.
Saya kira, tugas orang tua bukan sekadar menyekolahkan di tempat terbaik, memberikan makanan bergizi, dan mempersiapkan tabungan buat pendidikan di masa depan. Banyak yang lupa tugas penting lain yaitu memberikan kenangan yang indah ketika mereka masih kecil. Kenangan itu kelak akan tumbuh di dalam dirinya. Bisa sebagai bahan kreativitas, sampai ke tempatnya berlindung jika menghadapi hal-hal besar dalam hidupnya. Kenangan yang baik bisa melindungi seseorang dari kerasnya kehidupan.
Banyak generasi muda di berbagai belahan bumi yang mengalami krisis, justru karena mereka lahir dalam situasi perekonomian orang tua mereka bagus, ketika negara mereka sedang makmur.
Kenangan yang indah bukan berarti kehidupan tanpa kesulitan. Keindahan hidup bukan perkara kemewahan. Tapi menyikapi semua tantangan dengan kelapangan dada dan rasa gembira.
Salah satu cara mendidik anak yang baik menurut saya, ketika orang tua mau mendidik dirinya sendiri. Mau terus belajar. Mau terus memahami bagaimana dunia bekerja. Bijak dalam menyikapi dinamika zaman.