Ketika ibu saya kontrol ke rumahsakit, dokter memintanya opname lagi. Untuk mengecek bakteri di bekas luka operasi jantungnya. Ibu pun masuk ke rumahsakit. Dua hari berikutnya, giliran saya yang masuk rumah sakit.
Jadilah drama itu dimulai. Diajeng dan teman-teman merahasiakan kalau saya masuk rumah sakit. Karena Ibu dirawat di Sardjito, saya memilih di Panti Rapih. Memghindari adegan ketemu tak sengaja. Diajeng yang pegang telpon saya. Sehingga jika Bapak dan Ibu menelepon dari Sardjito, situasi dikondisikan seakan saya sedang mandi atau keluar sebentar. Skenario berjalan lancar. Saya pulang ke rumah duluan, Ibu balik dua hari setelah saya. Baru setelah sekian hari kemudian, Diajeng bercerita pelan-pelan kejadian yang sebenarnya. Itu dilakukan supaya jangan sampai Ibu dan Bapak mendengar dari orang lain.
Mereka sedih. Tapi karena tampak saya terlihat cukup sehat, jadinya tidak memberatkan secara mental.
Ketika kontrol lagi, Ibu masih dilarang pulang ke kampung. Diminta tetap tinggal di Yogya. Itu artinya, Ibu tinggal di Yogya sudah lebih dari sebulan. Saya membayangkan betapa kangennya Ibu dengan rumah. Kalau saya sendiri, merasa senang. Saya telah banyak mengecewakan orangtua saya sejak remaja. Dan saya selalu berusaha menebus semua kesalahan itu. Saya ingin berbakti sebisa mungkin. Dengan Ibu tinggal di Yogya lama, maka ladang bakti saya terhampar di depan mata.
Di sisi lain, saya juga ingin terus bernostalgia tentang kampung dan masa kecil saya. Hari ini, Bapak balik dulu ke kampung. Dia dijemput sopir keluarga. Saya menitip dibawakan nasi jagung. Nasi jagung ini setengah matang. Setiap saya mau makan, Ibu mengukus nasi jagung untuk saya. Terlalu banyak hal berat kami lalui di hidup ini. Tapi kami bisa melaluinya. Dan selalu ada titik di mana semua terlihat indah dan baik-baik saja. Setidaknya kami paksa ubah cara pikir kami, sehingga penderitaan tak selalu berakhir dengan uraian airmata.
Saya sebagaimana kebanyakan dari Anda, sangat mencintai ibu saya. Berharap terus bisa berbakti. Karena saya tahu, terlalu banyak tahun, di mana saya mursal kepada beliau.