Semalam, badan saya kemranyas. Sudah hampir dua minggu ini flu dan batuk datang dan pergi. Saya mampir ke Warmo untuk ngopi tubruk supaya pikiran saya agak kemepyar. Baru saja duduk, sahabat muda saya yang baru tiba dari Jakarta terlihat meminum minuman yang mirip bir. Karena di Warmo tidak jual bir, saya bertanya ke dia. “Bir Jawa ini, Mas. Enak.” jawab Aditia Purnomo.
Saya pun memesan satu. Versi anget. Karena saya nyirik minuman dingin. Setelah saya minum ternyata memang enak sekali. Lalu saya meminta resep dan cara membuatnya, untuk saya bagikan ke Anda.
Bahan: Cengkeh, kapulaga, kayu secang, kayumanis, pekak (bunga lawang), jahe.
Semua bahan itu direbus. Setelah matang dikasih gula batu hingga ancur tercampur. Baru kemudian dikocok atau diblender untuk menimbulkan efek busa.
Penyajian: Gelas dikasih perasan jeruk nipis. Cairan yang sudah dikocok itu dituangkan ke dalam gelas sambil membaca doa. Doanya terserah. Doa bagi kesehatan dan kegembiraan hati.
Rasanya segar dan enak. Setelah saya googling ternyata resep ini dikreasi oleh Sri Sultan HB VIII setelah dia melihat kegemaran orang Belanda minum bir. Dia membuat versi Jawa dengan rempah dan halal. Jadilah minuman bir jawa itu.
Selamat mencoba.