Saya punya kebiasaan menerbitkan buku setiap hari ulang tahun. Kali ini, pihak penerbit memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada sebuah perusahaan desain visual khusus untuk menggarap buku saya. Penuh ilustrasi dan penuh warna. Masalahnya, sampai sekarang, proses buku belum ada kabarnya.
Saya sengaja datang ke perusahaan tersebut. Bukan untuk menagih. Sebab saya memang ingin datang ke salah satu toko buku onlen yang punya kantor paling mewah di Yogya. Namanya: Buku Akik. Perusahaan itu dipandegani oleh Tomi. Dari sana dia mengembangkan usahanya: biro desain visual ‘Katalika’, studio audio-visual ‘Ritus’, dan tentu saja majalah musik ‘WarningMagz’ yang sebetulnya lebih dulu ada sebelum Buku Akik berdiri. Komplet.
Sampai di kantor keren ini, saya malah disodori kontrak menerbitkan dua buku saya yang lain. Dua buku yang saya bahkan sudah lupa kalau punya buku-buku itu. Ya tentu saja saya mau. Royalti buku itu lumayan.
Suasana kantor itu cair. Banyak canda. Saya bahkan dikasih tahu kalau dari zodiak, hari lahir, dan jam lahir saya sama dengan Nabi Muhammad. Seneng sih. Mereka juga punya jadwal makan siang bersama. Akur banget.
Tomi memimpin kru sebanyak 20 orang. Indonesia membutuhkan anak-anak muda macam Tomi. Bekerja dengan senang. Hasilnya bikin kenyang. Dunia terlihat lebih terang.