- Version
- Download 614
- File Size 5.56 MB
- File Count 1
- Create Date 05/24/2025
- Last Updated 05/24/2025
Mendongkel Kursi Sang Tiran
Pembaca yang budiman…
Untuk membuat buku ini bisa hadir di tangan Anda, bukanlah perkara sederhana. Sebab buku semacam ini, bukan semata tentang sebuah peristiwa yang disebut sebagai Reformasi ‘98. Melainkan rentetan dan kepingan dari sekian banyak sejarah para pelakunya yang nyaris tak bisa disebut berapa jumlahnya.
Kepingan-kepingan ini kemudian mencoba ditata oleh kedua penulis, dan tentu jauh dari sempurna. Hanya saja, sudah tergambar mozaik yang lebih mudah dilihat kira-kira bagaimana bentuknya.
Kekosongan dan bolongnya yang banyak itu, mungkin kelak akan bisa diisi oleh penulis lain, atau kedua penulis buku ini sendiri, setelah mendapatkan masukan juga kritikan. Sebuah buku seperti ini, adalah jenis buku yang sebaiknya memang ada dulu, agar kita bisa melihat mana yang kurang dan perlu ditambal, daripada tentu saja kepingan kenangan itu hanya terus tertempel di kepala banyak orang, lalu aus, menguap, berkarat, seiring dengan makin menuanya usia para pelakunya.
Buku ini memang ditulis oleh dua penulis yang tertera di sampul depan, namun tak mungkin jadi buku jika tidak ada uluran dari banyak pihak. Dan tidak elok rasanya jika tidak disebut, sekalipun, lagi-lagi tak mungkin bisa menyebut semua nama.
Terimakasih tak terhingga kepada kawan Dhohir Farisi yang telah memberikan bekal amunisi untuk awal pembuatan buku ini. Kemudian saudara Haris Rusly Moti, yang meneruskan di perjalanan buku ini selanjutnya, termasuk budi baik Bayu Kusuma Dewanto.
Buku ini juga mustahil kelar kalau tidak ada campur-tangan dan keuletan Irmawati Dewanto. Juga, sekalipun agak menjengkelkan karena bikin repot banyak orang, bagaimanapun gagasan ini diusulkan oleh Fendry Ponomban dan Wibowo Arif. Tanpa usul keduanya, memang tak ada yang repot, tapi sekaligus tak mungkin ada buku yang kelak mungkin akan makin bisa disempurnakan lagi.
Saudara Rimbawan, penyunting buku ini, adalah orang yang paling repot dan mesti menguras banyak energi, mengeluarkan kemampuan terbaiknya, karena ibarat menyatukan dua karya yang tidak bisa ditempel begitu saja. Butuh ketelitian, ketertiban berpikir, dan kesabaran ekstra untuk menyunting buku ini. Dia juga mengerjakan banyak hal hingga dapat kliping dan dokumen foto yang diperlukan.
Hampir semua foto di sini adalah karya dari saudara Dwi Oblo, seorang fotografer terbaik Indonesia saat ini, yang di awal-awal masa kariernya, mendapatkan momentum yang tepat. Jika kita lihat deretan foto di buku ini, 27 tahun lalu, kita bisa mengerti kenapa kemudian Dwi Oblo menjadi seorang fotografer yang karyanya mendunia.
Terimakasih juga kepada Saddam Husein yang melakukan kerja mendesain sampul dan melakukan tataletak dengan apik, tentu saja sambil kerja nglembur di sela-sela kesibukannya. Hal yang sama mesti diulungkan kepada Aditia Purnomo, yang dengan ikhlas mengurus ISBN sampai mengawal cetak bukunya. Keduanya, dari Penerbit Buku Mojok Group.
Atas kebaikan hati Ibil Widodo, buku ini bisa dipajang di sini. Dodo, panggilan akrabnya, adalah salah satu webmaster terbaik yang saya kenal.
Selamat mengunduh dan membaca.
Terimakasih 🙏