Dear Liverpudlian sejagat raya…
Dunia rasanya semakin mendung mendengar kabar Gerrard akan hengkang dari Liverpool. Saya tahu bagaimana rasanya sebuah kesebelasan ditinggalkan seorang maestro, il capitano, pemimpin besar seperti Gerrard.
Gerrard memang belum sehebat Totti. Tapi semua bisa saya rasakan, bisa saya mengerti. Kadang kita butuh tokoh kharismatik untuk cuma duduk di bangku pemain. Wajahnya, ekspresinya, kekuatan batinnya, menguatkan otot-otot kaki dan besarnya nyali. Di sudut manapun seorang pemimpin berada, ia selalu menggetarkan.
Saya paling suka triposisi: “Ing ngarsa sung tuladha”, “Ing madya mangun karsa”, “Tut wuri handayani”. Pemimpin seperti Gerrard sekalipun tidak bisa berbahasa Jawa tapi selalu mampu melakukan tiga posisi yang bisa diperankan oleh seorang pemimpin sejati.
Saya tidak begitu suka Liga Inggris. Sesekali saja saya nonton. Karena gaya liga itu mirip karate, sedangkan Liga Italia lebih mirip silat atau kungfu. Liga Inggris lebih mirip Ahmad Albar, sedangkan saya lebih bisa menikmati Rhoma Irama atau Didi Kempot. Itu soal selera. Tidak perlu diperdebatkan.
Hemat saya, menjadi Liverpudlian adalah berhikmat menuju ke sejatian. Di tempeleng kenyataan berpuluh tahun nir-prestasi, tetap saja teguh hati. Kalau cuma fans ecek-ecek, pastilah kalian sudah pindah ke Manchester City, MU atau Chelsea. Fans yang baik memang butuh watak keras kepala. Dan sedikit brutal dengan kesadaran penuh bahwa fans-fans lain tak lebih dari segerombolan pecundang yang merasa menjadi pahlawan padahal cuma sama-sama nonton lewat layar kaca.
Padha kere-ne wae kemaki. Padha pekok-e wae pecicilan. Padha-padha nonton seka teve wae kaya sing nduwe teve. Taek. Gathel.
Menjadi Liverpudlian adalah cara ringkas menggembleng mental. Dibuli orang tiap hari tetep tegar. Dibuatkan meme paling menyakitkan tetap bertahan. Mental seperti ini patut dimiliki oleh bangsa Indonesia yang kini semakin banyak jirih mengeluarkan pendapat hanya karena takut dibuli.
Dear Liverpudlian… Hengkangnya Gerrard membuat Anda punya alasan untuk ikut pergi, pindah ke lain hati. Kalau mau terlihat keren ya pindah saja ke klub-klub yang mudah dapat juara. Kalau itu yang Anda lakukan, terlihat Anda keren. Tapi bagi banyak orang lain, terlihat seperti menjijikkan. Itu pula yang kita lihat dari para fans yang kemlinthi padahal ya kuatnya cuma menthelengi televisi, to?
Saya berharap Anda tabah. Memang bisa saja Anda ke Roma. Tapi Roma tidak butuh suporter banyak. Apa hebatnya jadi gerombolan begituan? Kemriyek seperti barisan orang pekok waton mbengok.
Duduklah dengan tenang di sebuah bangku taman. Minumlah secangkir kopi. Gerrard memang belum sehebat Totti. Tapi ia sangat pantas dihormati. Beri dia tempat yang terhormat di dadamu, yang basah oleh airmatamu.
Menangis untuk Gerrard bukan kriminal. Lakukanlah. Salam hangat.