Saya itu gak kompatibel dengan kelas menengah pada umumnya. Misal, sudah bayar kopi mahal, masih diceramahi, sudah gitu disalah-salahkan pula kalau diminum dengan gula.
Susah-susah pergi ke pengajian, ditakut-takuti, kadang dipaksa bersedekah, pulang ke rumah membawa masalah dan rasa bersalah. Lha mbok mending datang ke pengajian itu yang pulang bawa hati lapang, jiwa tenang, senyum selalu terpampang.
Nonton film horor itu juga gak jelas. Sudah bayar, beli makanan dan minuman, kok cuma ditakut-takuti. Ha mbok wegah. Nonton itu ya yang gelut-gelutan, tembak-tembakan, keluar bikin hati lega. Setidaknya terhibur. Tiket yang kita bayarkan pas untuk upah mereka yang susah payah belajar gelut dan babak belur.
Nonton teater juga kalau saya pilih-pilih. Lha sudah mbayar, duduk, gak boleh ngopi, gak boleh ngrokok, masih disuruh mikir maksud pertunjukannya apa. Pulang-pulang bikin pikiran makin budreg plus masuk angin.
Anda menikmati itu semua gak apa-apa. Tapi kalau saya memilih enggak. Dianggap kelas menengah gak berbudaya ya gak apa-apa.