Ada rumor, telah terjadi friksi antara Prabowo dan Sandiaga. Saya kira itu masuk akal saja. Prabowo sudah berpengalaman dalam 3 kali pertarungan elektoral tertinggi di negeri ini, sementara Sandi hanya pernah punya pengalaman sekali dua kali, yang pertama pun belum lama, saat dia jadi pasangan Anies Baswedan di Pilkada DKI.
Kewajaran yang lain adalah, tentu saja orang seperti Sandi selain tentu jauh lebih mudah terpukul, juga lebih ingin realistis. Masa depan politiknya masih panjang. Usianya juga masih nisbi muda. Bisnisnya berkembang di mana-mana. Ada adagium yang mungkin sering kita dengar: pengusaha jangan bermusuhan dengan penguasa. Bakal repot.
Tapi sesungguhnya, sudah kodrat alam, friksi terjadi bukan hanya bagi pihak yang kalah, tapi juga yang menang. Mari saya jelentrehkan…
Hari ini, mestinya, bagi parpol sudah mulai memastikan siapa wakil mereka yang akan duduk di DPR, DPRD I, dan DPRD II. Itu konsentrasi mereka memang. Setelah itu, mengamankan suara bagi yang menang.
Sepertinya sore nanti sudah kelar. Tinggal mengamankan suara. Persis di saat itu, elite politik partai bakal mulai bergerilya. Tentu saja mereka mulai mengincar jabatan menteri dan komisaris BUMN. Logikanya, semua partai pendukung pemenang, ingin menempatkan sebanyak mungkin wakil mereka di kursi menteri dan di komisaris BUMN.
Terlebih, yang khas dari pertarungan pileg kali ini adalah ‘keberhasilan’ parpol sejak awal untuk membentengi Jokowi-Ma’ruf dari peran relawan. Tidak seperti tahun 2014, peran relawan tergusur habis oleh oligarki kepartaian. Di sisi lain, itu wajar. Semua partai inginnya menjadikan partai sebagai satu-satunya pintu masuk dalam jenjang perpolitikan di negeri ini.
Maka hiruk-pikuk Prabowo vs Jokowi bakal lerai dalam waktu dekat. Semua akan diganti dengan kampanye para menteri dan komisaris yang berusaha memoles prestasi masing-masing agar punya potensi dipilih kembali oleh Jokowi; manuver parpol untuk menempatkan sebanyak mungkin kader mereka sehingga bakal terjadi saling sikut antarkader maupun antarparpol; manuver orang-orang yang merasa sangat layak jadi menteri dan pejabat komisaris.
Dan ini bakal terjadi dalam waktu yang agak panjang. Lebih dari enam bulan.
Bagi para opinion leader, endorser, perusahaan PR, ini masa panen Anda semua. Sebab orang, lembaga, dan parpol tidak bisa bekerja sendirian. Mereka butuh pemoles, penabal, dan perekayasa.
Anda semua dipersilakan…