Pagi ini hari ketujuhbelas. Kemarin saya libur jalan pagi. Dan hari ini saya mencoba melampaui target harian 6000 langkah. Saya mencoba mencari lagi rute berjalan yang agak berbeda. Salah satu ruas jalan yang saya pilih adalah lewat rumah Mas @anang_batas.
Hal yang agak kurang menyenangkan di pagi hari ketika jalan keluar rumah adalah jika saya melewati Jalan Kapten Hariyadi dan Jalan Damai. Karena jam berapapun, sekalipun bukan termasuk jalan besar, kedua jalan ini sudah cukup ramai di pagi hari. Kepadatan seperti itu tentu mengganggu. Belum hal lain, misalnya pengemudi yang ugal-ugalan, sampah yang jatuh di jalan, bau yang menyengat di beberapa titik.
Tapi setelah saya pikir, kenapa harus dihindari? Bukankah hidup seperti itu? Ada yang kotor, ada yang bau, ada persoalan, ada cobaan, dll. Dan begitu usai melewati titik-titik seperti itu lalu mendapatkan pemandangan yang menyenangkan, bukankah yang menyenangkan akan makin menyenangkan karena hal yang tidak menyenangkan yang sudah pernah kita lalui? Maka saya mencoba menikmatinya.
Berjalan membuat saya lebih nyaman dalam berpikir. Lebih tenang. Tidak grusa-grusu. Saya bertemu dengan banyak orang di pagi hari, dan saya yakin mereka punya masalah sekaligus punya kegembiraan. Masalah harus di terima, dihadapi, dan diselesaikan. Sedangkan kegembiraan bisa dinikmati dan disyukuri. Sederhana
Dan saya melampaui target jalan kaki. Ada rasa puas. Tapi itu tidak terlalu penting. Hal yang paling penting, saya bisa terus jalan pagi. Tantangan terbesar bukanlah jarak, titik-titik bau jalanan, ruas-ruas yang pikuk oleh kendaraan. Masalah terbesarnya adalah di diri saya sendiri. Berjalan bukan hanya upaya untuk menaklukkan diri sendiri, tapi juga berdamai dengan diri sendiri, dan berdialog dengan diri sendiri.