Kalau Aku Pergi, Kau Akan Menemukanku Lagi

Kalau Aku Pergi, Kau Akan Menemukanku Lagi

Karena gabut, Dipo mutusin buat menjauh dari teman-temannya. Bukan karena marah atau kecewa, cuma iseng semacam eksperimen perasaan.
“Aku mau tahu aja, kalau aku ilang dari peredaran… siapa yang bakal nyariin,” kata Dipo suatu sore ke dirinya sendiri sambil ngetik status yang dibatasi hanya untuk ‘teman dekat’.

Biasanya, dia selalu bareng Tono. Makan bareng, duduk bareng, pulang bareng, bahkan ngobrol sampai malem cuma buat ngeributin siapa pemain badminton terbaik sepanjang masa. Tapi minggu itu, Dipo mulai pelan-pelan ‘menghilang’.

Ngeles saat diajak makan. Pura-pura sibuk pas diajak main. Bales chat lambat. Kadang nggak bales sama sekali.

Tono awalnya nggak banyak komentar. Tapi Dipo tahu, sahabatnya itu mulai bingung. Tono mulai sering nanya lewat temen lain, ngetag di grup, tapi gak langsung ke Dipo.

“Dia nyari, tapi gak berani nanya langsung,” gumam Dipo. Ada rasa aneh di dadanya. Eksperimen kecilnya terasa sedikit… menyakitkan.

Hingga suatu hari, diumumkan bahwa Tono dan Dipo terpilih ikut lomba bulu tangkis antar-kampung. Tapi karena nama Dipo gak nongol pas technical meeting, panitia otomatis ganti partner Tono dengan Rangga anak baru yang jago banget. Dipo kaget. Ia gak nyangka efek “menjauh” akan sampai ke titik itu.

Hari pertandingan datang. Tono masuk ke lapangan dengan ekspresi yang gak Dipo kenal: tenang tapi kosong. Di pinggir lapangan, Dipo cuma bisa nonton, menelan semua rasa yang tiba-tiba datang bertubi-tubi: nyesel, sepi, malu.

Setelah menang dua set langsung, Tono keluar lapangan. Dipo nyamperin, mencoba senyum, tapi Tono hanya duduk diam.

“Aku cuma pengin tahu… kamu bakal nyariin aku atau enggak,” kata Dipo pelan.

Tono menoleh, matanya gak marah, tapi kecewa. “Aku nyariin, Po. Tapi kamu yang nutup pintu duluan. Aku tungguin… tapi kamu gak balik. Gimana caranya aku masuk kalau kamu ngilangin diri?”

Dipo gak bisa jawab.
Lalu Tono melanjutkan, suaranya mulai lembut, “Tapi sekarang kamu di sini. Jadi… ya udah. Gak semua eksperimen harus berhasil, kan?”

Mereka tertawa kecil. Ringan. Hampa yang tadi menggantung pelan-pelan turun.

Minggu berikutnya, nama Dipo dan Tono kembali muncul sebagai pasangan ganda untuk lomba antar-kecamatan. Kali ini bukan karena pilihan panitia, tapi karena Tono sendiri yang ngusulin.

“Kalau kau pergi, aku bakal tetap nemuin kau lagi,” kata Tono, menepuk bahu sahabatnya. Dan kali ini, Dipo gak pergi lagi.

“Even if the world is keeping us apart, we will still find each other in another time, space, or reality.” Begitu kata orang bijak.

Tamat

Artikel Terkait