Para calon anggota legislatif dari pusat sampai daerah, calon anggota DPD, dan calon presiden, akan keliru jika tidak mendatangi Serikat Kaum Buku Yogya.
Yogya adalah kota buku. Ada belasan ribu orang kreatif yang terintegrasi dalam industri buku Yogya, mulai dari penulis, penerjemah, editor, desainer, penataletak, ilustrator, penerbit (mayor dan indie), percetakan (besar dan kecil), toko kertas, distributor (besar dan kecil), toko buku baik fisik maupun onlen, serta orang-orang yang peduli dengan buku (dosen, peneliti, mahasiswa persma, dll).
Selain suara mereka besar, mereka adalah pengguna medsos yang aktif, para opinion leader, dan menjadi pemimpin lokal di masing-masing wilayah serta komunitas baik berdasarkan teritori maupun sektoral.
Elit politik Indonesia itu, saatnya bicara baik-baik dengan kami. Kalau kita bisa menemukan kesepahaman bersama tentang agenda buku dan literasi, maka kalian akan mendapatkan dukungan dari kami.
Kita akan bicara soal isu-isu strategis:
1. Yogya sebagai kota buku
2. Satu desa satu perpustakaan (minimal), satu terbitan per tahun tentang desa, dan satu situsweb desa yang baik.
3. Agenda literasi yang kontinyu, banyak, berkualitas, dari mulai desa sampai provinsi.
4. Memperjuangkan pajak buku serendah mungkin.
5. Menciptakan iklim yang sehat untuk dunia buku di Yogya dan Indonesia.
Masih ada 5 bulan lagi, masih cukup waktu untuk bicara dengan kami. Kami tidak bisa dicuthati (diambil satu persatu) sebagai timses. Kami ada dalam satu kesatuan.
Juru bicara Syarikat Kaum Buku Yogya
Edi Mulyono
Iqbal Aji Daryono
Agus Mulyadi
Hinu Os
Adhe Ma’ruf
Dewan Pengarah
Indra Ismawan
Hairus Salim
Buldanul Khuri Kromoleo
Ong Hari Wahyu