Pagi ini, sebagaimana biasa saya bangun pukul 5 pagi, lalu ibadah pagi. Di luar hujan rintik turun. Sejak semalam, Jakal km 9,3 memang diguyur hujan selepas pukul 20.00. Tapi kadang berhenti sebentar.
Saya merasaka malas keluar jalan pagi. Ya iyalah. Lagian hujan, Broooo. Masak mau hujan-hujanan. Jam 06.45-an hujan berhenti. Tapi saya sudah kadung klekaran di tempat tidur. Enak banget.
Lalu saya pampang di kepala:
1) Masuk rumahsakit lagi.
2) Penyakit makin banyak.
3) Tidak boleh makan ini itu.
4) Tidak boleh ngopi dan ngrokok.
5) Tidak bisa jalan-jalan berpetualang.
Atau
Cukup jalan kaki sejam saja. Sejam saja. Sesuai program. Kelima hal di atas tidak akan terjadi.
Plus: Pikiran lebih segar dan positif.. Jiwa lebih lapang. Lebih produktif. Dan stamina terjaga.
Aku memilih sejam saja. Melawan kemalasan.
Sesaat setelah menalikan tali sepatu, Kali menyusul saya keluar rumah. Dia tidak mau sekolah. Saya, ibunya, kakek dan neneknya, semua tidak ada yang digubris. Dia terus jalan di depan saya hingga beberapa putaran. Lalu terjatuh.
Kali spontan menangis sebentar.
Saya langsung nyeletuk: “Kali, kamu pilih sekolah atau tidak memangis, Nak? Kan kamu yang memutuskan ikut Bapak jalan kaki?”
Kali langsung diam. Bangkit. Lalu berjalan di samping saya.