Saya cukup sering ditanya, apakah bisa melakukan bisnis dengan modal cekak atau bahkan tanpa modal sama sekali? Saya akan mencoba menjawab. Tapi hendaklah pertama, saya meminta kearifan teman-teman bahwa saya belumlah menjadi pebisnis yang sukses. Pengalaman saya belum banyak. Jadi mungkin jawaban saya belum tentu benar dan tepat buat Anda. Kedua, saya tidak belajar ilmu bisnis secara formal, hal terbaik yang bisa saya lakukan adalah mengambil contoh berdasarkan pengalaman saya maupun pengalaman teman-teman dekat saya.
Jadi, apa jawaban dari pertanyaan tersebut? Tidak bisa. Semua bisnis mengharuskan kita punya modal. Hanya saja modal tidak melulu uang. Kalau Anda tidak punya banyak uang, Anda tetap bisa berwirausaha.
Seorang teman saya, lagi-lagi seorang penjual buku onlen, berpikir ingin punya bisnis di luar entitas bisnis jual beli buku onlen. Sebab dia dibenturkan oleh sebuah masalah. Ternyata berdasarkan pengalamannya, jual buku onlen yang cepat harus punya diferensiasi. Apa itu? Buku yang dijual tidak ada di toko buku. Itu artinya dia harus mendapatkan buku-buku langka dan atau memproduksi buku sendiri. Berburu buku langka bukan hal yang mudah, dan makin lama makin tidak mudah. Akhirnya dia memutuskan memproduksi buku sendiri. Buku yang dia produksi tidak masuk ke pasar buku reguler (toko-toko buku).
Persoalan kedua muncul, dia tidak punya modal yang cukup. Memproduksi buku itu butuh modal yang nisbi besar. Mudahnya, kalau Anda menerbitkan 4 buku, itu setara dengan membuat satu rumah makan bernama Angkringan Mojok. Kalau Anda mencetak 8 judul buku, itu artinya modal Anda setara dengan harga mobil mobilio seri terbaik. Itu jika Anda masuk ke buku reguler dengan minimum cetak yang disyaratkan oleh distributor besar.
Nah, karena teman saya ini tidak masuk buku reguler, modalnya lebih sedikit. Tapi ya tetap banyak untuk ukuran dia. Setidaknya dia butuh modal seharga sepeda motor honda beat. Merasa tidak punya kecukupan modal uang, dia memutar otak. Pertama yang dia datangi adalah rekannya yang punya percetakan, dia melakukan negosiasi apakah dia bisa mencetak dengan membayar uang cetak dalam tempo dua kali dengan rentang waktu satu bulan semenjak buku turun cetak. Karena Si Rekan ini orang yang tahu jejak kejujuran berbisnis kawan saya, hal tersebut tidak masalah. Boleh.
Lalu teman saya menemui seorang pelanggannya yang punya kapasitas penyuntingan dan tahu soal buku. Dia menawari apakah mau mencoba berbisnis dengan skema pembagian saham. Maksudnya apa? Tenaga Si Pelanggan di dalam memilih dan menyunting naskah dikonversi menjadi saham. Si Pelanggan bersedia. Kemudian berturut-turut kawan saya ini menemui penerjemah, orang keuangan, dan orang kreatif. Semua adalah pelanggan-pelanggan yang membeli buku-buku yang dijualnya. Orang-orang tersebut setuju. Jadilah sebuah tim kecil yang efisien untuk sebuah rumah penerbitan.
Masalah belum selesai. Karena mereka harus menentukan kira-kira buku apa yang laku. Karena kawan saya ini pedagang buku, dia tahu buku apa saja yang laku. Dan untuk meminimalisir keluarnya uang dalam bentuk tunai, dia mencari buku-buku dari para penulis berbahasa asing yang hak ciptanya sudah menjadi domain publik. Sehingga dia tidak perlu membayar royalti kepada penulis dan penerbit.
Pembagian kerja disusun. Naskah diterjemahkan, masuk meja penyuntingan, masuk ke tahap pembuatan sampul dan tata letak perwajahan, pemeriksaan aksara, lalu masuk cetak dan bending.
Selesai? Belum. Karena kawan saya harus segera menjualnya. Sebab dia hanya punya waktu satu bulan membayar uang cetakan.
Kini, kawan saya punya dua perusahaan. Perusahaan pertama adalah jual beli buku onlen, perusahaan kedua adalah rumah penerbitan. Semalam waktu meminta tandatangan untuk buku-buku saya, dia sedang berencana membuka bisnis percetakan bersama rekannya pemilik mesin cetak yang telah membantunya di awal ketika dia sedang merintis bisnis penerbitan.
Saya kira objek bisnis produksi buku bisa diganti dengan yang lain. Ada banyak peluang untuk berwirausaha.
Selamat menikmati hari libur… Tidak ada salahnya Anda berwirausaha. Hal itu baik untuk Anda, untuk teman-teman Anda, dan untuk negeri ini. 🙂