Semenjak jurnalisme dan penulis-penulis nonfiksi meminjam elemen-elemen fiksi, sejak itu pula batas fiksi dan nonfiksi dalam strategi pengisahan menjadi baur.
Plot, karakter, deskripsi, strategi naratif, begitu kuat diperhitungkan dan dipertaruhkan. Sehingga kalau kita kasih stempel “novel” pada sampul buku-buku nonfiksi, maka pembaca akan percaya begitu saja. Bahkan bagi saya, pencapaian beberapa penulis nonfiksi melampaui ketrampilan penulis fiksi.
Kisah-kisah novel detektif mendadak pudar di kepala saya begitu membaca karya-karya investigatif. Para penulis nonfiksi melakukan lebih baik dibanding apa yang sanggup dilakukan oleh para detektif rekaan di kepala para penulis fiksi. Berbeda dengan para penulis fiksi yang biasanya bekerja sendirian, para penulis nonfiksi bekerja di dalam sebuah tim. Lusinan orang bekerja dinamis dalam tumpukan dokumen, perjalanan-perjalanan yang melelahkan, dan sekian ratus wawancara yang harus diperjuangkan. Juga diskusi-diskusi yang ketat.
Maka di sanalah mereka berada, di sebuah ruangan yang murwat, sederet nama yang mengundang decak kagum: Truman Capote, Simon Winchester, Tim Weiner, Kim Macquarrie, Simon Crittle, Jerry Hopkins, Laurence Begreen dan puluhan nama lain. Membaca karya-karya mereka, kepala saya dipenuhi rasa penasaran: Bagaimana mereka bisa tahu informasi itu, bagaimana mereka merancang buku itu, apa yang ada di kepala mereka soal tema itu, dan sekian hal lain.
Saya sedang membaca buku serupa. Penulisnya Fred Vogelstein. Di pendahuluan tampak dia agak kedodoran, mungkin saking begitu tegang kisah di bawah otoritasnya ini. Tapi begitu memasuki bab pertama, kepiawaiannya menulis sangat terasa. Tertib dan lantip.
Ini lebih dari kisah yang menegangkan tentang persaingan dua raksasa Apple vs Google. Sebab kisah ini sedang memperebutkan siapa yang akan mendikte masa depan umat manusia. Masa depan anak-anak kita tengah dipertarungkan oleh mereka berdua.
Membaca buku ini bukan semata menyaksikan dan menduga siapa yang bakal menang. Tapi mencari tahu, sekalipun tak jelas benar, bagaimana mereka akan beroperasi di dunia kita, di kepala kita dan anak-anak kita.
Kita belajar mengenali apa yang akan tiba sebelum fajar menyingsing. Mendudah pertarungan malam sebelum cahaya rebah ke tanah.
Pertarungan yang serupa bayang-bayang.