Beberapa hari lalu, ada sebuah akun yang memensyen saya di Twitter. Dia mengaku pernah membeli novel ini sebanyak 5 kali. Satu masih dia simpan, satu lagi dipinjam temannya dan tidak kembali, tiga diberikan kepada para mantannya. Sebagai penulis, tentu saja saya senang-senang saja.
Tapi teramat banyak kisah soal novel itu. Di sebuah acara literasi di Malang, seperti biasa setelah acara selesai, ada sesi tandatangan buku. Ada orang seusia saya yang membawa semua versi novel ini dengan beragam sampul. Kalau tidak salah ada lima. Saya sendiri lupa berapa kali novel ini berganti sampul. Dia bilang, setiap kali ganti sampul pasti membeli.
Dulu, saya pernah merasa curiga ketika novel ini kembali diterbitkan setelah oleh sebuah penerbit indie di Yogya. Hampir saban malam ketika saya ngopi, ada saja penjual buku onlen yang meminta tandatangan dengan nama khusus. Saya heran karena yang tahu di jam tersebut saya ngopi dan kedai kopi mana, hanya teman-teman dekat saya. Akhirnya saya mengundang beberapa teman dekat yang saya ‘curigai’ diam-diam membeli buku itu. Akhirnya mereka mengaku membelinya. Ada yang membeli empat, lima, dan… ada yang membeli limabelas! Kalau membeli empat atau lima mudah ditebak, pasti untuk mantan-mantan mereka. Tapi membeli limabelas untuk apa? Setelah saya selidiki, ternyata dikirimkan kepada semua orang yang pernah menjadi target gebetannya.
Orang yang membeli limabelas novel ini, mungkin sekarang lebih, adalah orang yang sekarang menjabat sebagai direktur Buku Mojok. Orang yang mengatasnamakan dirinya: Romlah.
Sebentar lagi harbolnas datang. Beberapa toko buku onlen memberitahu kalau akan menjual buku ini di hari yang bakal pikuk itu.
Saya akan mengulang satu hal yang kita semua tahu: jodoh kita kelak mungkin hanya satu, tapi mantan kita pasti banyak. Jika kelak ada ‘Hari Mantan’ maka saya akan membuat ‘CTPTW Award’.
Selamat menikmati libur akhir pekan, menjelang akhir tahun 🙂