Pecel pincuk Madiun Pak Ali, adalah salah satu pecel Madiun ‘senior’ di kawasan Yogya bagian Utara. Warung pecel yang terletak di Jl Kaliurang km 12 itu sudah berjualan mulai tahun 2003. Usianya tahun ini sudah 15 tahun.
Pertama kali saya makan di warung ini sekira tahun 2010. Saat saya hendak pergi Insist yang saat itu baru membangun kompleks perkantoran di sana. Sebelum atau sesudah dari Insist biasanya saya mampir makan di sini.
Saya mulai sering makan di sini lagi saat Mojok dan Mojok Store mulai babad alas bikin kantor sendiri di Mbesi. Kira-kira 3 tahun lalu. Paling jos dan susah ditandingi di warung ini adalah kelezatan sate bakwan jagung.
Bakwan jagung adalah penganan yang sepertinya sederhana, tapi hanya jurumasak sakti saja yang bisa menyajikan dengan nyaris sempurna. Bakwan jagung terenak yang pernah saya makan rata-rata dari lauk nasi campur Bali. Cara orang Bali bikin bakwan jagung memang ngedab-edabi, dan selalu bikin saya deg-degan sebelum mengunyahnya. Bakwan di warung pecel Madiun Pak Ali ini masuk dalam kategori enak jika wilayah kompetisinya di daerah Yogya. Gurih dan grenjel-grenjelnya pas di lidah.
Dulu, belum ada menu tongseng, sate kambing, dan sate ayam Ponorogo. “Ini istilahnya diversifikasi, Mas…” ujar Pak Ali sambil tertawa ketika saya tanya kenapa menu warungnya makin banyak. Kebetulan istrinya dari Ponorogo. Maka sate Ponorogo pun dihadirkan di sana. Saya sudah mencoba. Saya kira juga enak. Masalahnya adalah saya tak punya ukuran bagaimana sate Ponorogo yang enak dan yang tidak.
Ngomong-ngomong, kayaknya kok banyak orang Madiun yang menikah dengan orang Ponorogo ya? Apa karena berdekatan atau ada hal lain? Ya, silakan berkomentar. Tapi rileks saja ya. Pilpres sudah tegang. Masak membahas kuliner ikut-ikutan tegang. Santai saja, sampai sekarang belum ada pecel rasa Jokowi atau Prabowo… Hehe…