Kemarin, saya mengunggah ucapan selamat hari raya Natal di Facebook, dan tiba-tiba ada komentar yang menyuruh saya istighfar sembari menceramahi saya soal haramnya mengucapkan hal itu. Langsung saya balas dengan pisuhan “ndasmu!”. Tidak lama kemudian, komentar tersebut dihapus.
Beberapa kali saya melakukan hal itu untuk kasus-kasus yang berbeda. Hasilnya ampuh. Dihapus. Kalau tidak dihapus ya saya yang menghapus. Tidak pakai perdebatan, tidak pakai menguras isi kepala. Bagi saya, hal-hal sederhana yang sudah sejak dulu banyak didiskusikan dan diperdebatkan, tak perlu diulang terus. Mengumpat kan hak saya. Terlebih di laman Facebook saya sendiri.
Saya kira hal yang membuat suatu persoalan lambat dan bertele-tele adalah karena saya permisif, bahkan untuk hal-hal yang menurut saya prinsip. Hal-hal yang menurut saya tidak perlu diperdebatkan lagi. Kalau mau berdebat tentang hal itu mestinya dilakukan waktu awal kuliah dulu.
Pisuhi saja atau hapus. Selesai urusan.