Hari-hari ini adalah hari-hari berat bagi keluarga kami. Ibu dirawat di Sardjito, dan setiap hari adalah detik-detik yang lambat dan mencekam. Setiap kali mengunjungi Ibu di rumah sakit, saya hanya bisa menundukkan kepala. Rasanya tak sanggup memandang tubuh yang ringkih penuh selang dan infus di sekitar orang yang saya cintai itu.\
Diajeng lebih sering yang datang ke rumah sakit. Dia tahu saya. Dia tahu saya hampir tidak bisa mikir kalau Ibu sakit. Berhari-hari saya tak bisa tidur. Sebentar-sebentar bangun, menelepon Bapak yang menunggui Ibu di ICCU. Perkembangan Ibu naik turun. Tidak stabil. Karena itu pula informasi dari pihak rumah sakit juga seakan tidak pasti. Kadang kesehatan Ibu membaik. Kadang ngedrop.
Fajar tadi, saya menelepon Bapak dan ada kabar gembira. Kesehatan ibu membaik. Tidak perlu diberi alat pacu jantung di tubuhnya. Saya lega. Bahkan menangis. Apalagi mengingat di dada Ibu sudah ada katup jantung buatan yang ditanamkan sejak tahun 2012 silam. Untuk pertama kalinya setelah 8 hari saya bisa tertidur pulas.
Tapi jam 9 saya terbangun. Kali membangunkan saya. Di sebelah saya ada tulisan besar dari papan belajar Kali. Ditulis oleh Diajeng: “Ibu dioperasi siang ini, aku bangunin gak bangun-bangun.” Membaca tulisan itu, saya langsung lemas. Bangkit dari tempat tidur gliyengan, lalu ambruk ke tempat tidur lagi. Kali segera merawat saya. Dia tahu, di rumah hanya ada saya dan dia. Ibunya ke rumah sakit.
Kali mengambilkan air minum. Mengelus punggung saya. Dan mengusap airmata saya. Setelah sejenak bisa menguasai diri, saya menelpon Bapak. Tapi tak begitu jelas. Atau saya yang terlalu capek.
Diajeng tiba di rumah sakit. Dia mengabari operasi tetap jalan. Hanya belum jelas kapan. Saya hanya bisa diam. Hanya ingat Kali belum makan. Lalu saya sodorkan hape yang ada aplikasi gojeknya. Anak itu dengan cekatan memesan makanan, berkomunikasi dengan driver ojol-nya. “Bapak mau pesan apa?” tanya bocah berusia 6 tahun itu.
“Kopi saja.” jawab saya masih lemas. Bocah itu lalu memencet-mencet hape. Dia memantau sampai si driver ojol datang.
Hari ini, untuk pertama kalinya, saya benar-benar diurus Kali. Terimakasih, Nak.