Di beberapa grup Whatsapp yang saya ikuti, ramai sekali perbincangan perihal Doktor Ongen yang dicokok polisi. Semua orang di beberapa grup itu sepakat bahwa kicauan Doktor Ongen tak patut. Tapi pendapat kemudian terbelah pada tahap apakah dia layak menjalani proses hukum atau tidak. Sebagian teman saya yang anti-UU ITE, tidak sepakat.
Saya tidak akan membahas itu. Di Twitter serta Facebook sudah banyak para bijak bestari yang juga telah meramaikannya. Saya hanya ingin membahas dari sisi lain.
Begitu diperiksa polisi, Doktor Ongen langsung menyatakan menyesal dan mengaku tidak punya maksud buruk dengan unggahan olah visual yang menyandingkan Presiden Jokowi dengan Nikita Mirzani, lalu diberi tagar #PapaDoyanLonte dan #PapaMintaPaha.
Sebagai sebuah drama, ini tentu antiklimaks. Saya tidak tahu apakah penyesalan Doktor Ongen itu benar adanya, ataukah karena takut masuk penjara. Saya tidak berhak menghakimi hati nuraninya. Tapi bolehlah saya berpikir bahwa dia tidak punya sikap sembada. Ibarat orang pencilakan, pethitha-pethithi, begitu dikeplak langsung nangis. Mewek. Gembeng. Ibarat jagoan yang menggertak, begitu dilayani betul, air kencingnya merembes di celana.
Soal tidak punya maksud buruk, saya juga tidak tahu. Tapi susah membayangkan ada orang yang telah mengunggah olah visual, membuat tagar, tapi tidak punya maksud. Kalau tak tahu risikonya bakal berurusan dengan polisi, sangat mungkin. Setelah ini terjadi, mungkin ke depan, dia bisa saja berdiri di pinggir jalan, lalu menabok muka orang yang kebetulan lewat, sambil kemudian bilang, “Aku gak bermaksud menabok muka kamu, lho…”
Saya awalnya berharap, Doktor Ongen bakal menghadapi itu dengan dada tegak. Suara bergemuruh. Sambil terus tudang-tuding: “Saya tidak takut! Saya akan melawan! Saya tak takut masuk penjara! Saya siap memimpin massa melawan rezim Jokowi dari dalam penjara!”
Tapi jebulannya mak plekenyik…
Beda dengan Saut Situmorang. Dia kena jerat UU yang sama, dituduh mencemarkan Fatin Hamama di Facebook. Alih-alih meminta maaf dan menyesal, Saut menghadapi itu semua tanpa pernah menyatakan kalau dia tak punya maksud dengan makiannya.
Mungkin Doktor Ongen perlu kenalan dengan Saut…