Hari ini, Kali pulang sekolah saya jemput sendirian. Saya selalu menikmati momen berdua bersama Kali tanpa siapapun. Hanya kami berdua. Tidak ada yang lain.
“Bapak, setan itu bisa membisiki manusia supaya berbuat jahat kan?”
Saya sebetulnya tidak suka tema pembicaraan seperti ini. Agama tentu boleh-boleh saja diajarkan kepada anak kecil, tapi bukan soal setan dan malaikat, bukan dosa dan pahala, bukan surga dan neraka. Dimensi agama itu luas. Moralitas dan adab juga penting. Berbuat baik kepada sesama, alam, lingkungan, itu tema agama yang penting dan mungkin relevan bagi anak kecil. Membaca huruf Arab juga baik. Saya kira banyak yang bisa digali.
Kalau saya pergi ke toko buku, dan membaca buku-buku agama untuk anak kecil, lebih sering saya batalkan untuk membeli. Isinya tidak menarik. Kalau kisah-kisah nabi, banyak hal yang dikisahkan secara vulgar dan buntutnya jatuh soal setan, malaikat, surga, neraka, dan sejenisnya.
Karena Kali sudah mengajukan pertanyaan, saya pun menganggukkan kepala. Berharap percakapan itu usai. Saya berpikir mengalihkan ke tema lain yang lebih asyik.
“Kalau malaikat, bisa membisikkan hal baik kepada manusia kan?” Lagi-lagi Kali bertanya sebelum saya sempat mengalihkan obrolan dengan tema lain.
Saya mengangguk lagi. Lalu bocah itu kembali mengajukan pertanyaan, “Nah, bisa gak malaikat membisikkan kepada setan hal yang baik? Jadi setan kemudian membisikkan hal baik kepada manusia?”
Saya tertegun. Lalu tertawa. Iniiiii! Yang beginiiii saya sukaaaa!
“Bisa gak, Pak?”
Giliran saya yang pusing menjawabnya