Tahun 2015, fenomena alam El Nino diperkirakan akan menimpa Indonesia. Bagi sebagian masyarakat Indonesia, El Nino dipandang sebagai sesuatu yang punya jejak tak begitu baik.
Dua kali pergantian Presiden diiiringi dengan El Nino yang kuat: tahun 1965/1966 dan 1997/1998. Tentu bagi Anda yang waras, ini hanya tahayul belaka. Kebetulan semata.
Namun kita bisa belajar dari pengalaman lengsernya kedua Presiden tersebut, yakni bertemunya 3 faktor penting: kondisi politik yang menuju titik didih, keadaan ekonomi nasional (yang salah satunya dipengaruhi oleh ekonomi global) yang memburuk, serta bencana pangan berkepanjangan karena kekeringan. Faktor ketiga inilah yang disumbang oleh El Nino.
Tahun 2015 ini, hanya faktor pertama yang tidak terjadi. Politik sedang lumayan baik-baik saja. Sementara kondisi perekonomian nasional menuju titik krisis, dan sebentar lagi kekeringan panjang yang berpotensi mengakibatkan rawan pangan bakal terjadi. Untuk ke sekian kali, saya harus katakan, seyogianya Pemerintah cepat tanggap. Kalaupun toh tidak dapat diatasi, sudah ada antisipasi maksimal. Di tengah badai yang buruk, tindakan dan keputusan nakhoda sangat menentukan.
Tidak semua sektor memburuk saat El Nino terjadi. Di sektor perikanan laut, biasanya membaik karena perubahan suhu air laut mengakibatkan ikan-ikan naik ke permukaan dan mendekati bibir pantai. Para nelayan kita panen raya. Terutama ikan dengan harga yang bagus seperti tuna dan sejenisnya. Hanya saja saya tidak tahu persis, dengan melemahnya perekonomian global apakah berpengaruh pada permintaan dan harga tuna dunia atau tidak. Setidaknya, sektor ini bisa dimaksimalkan sebagai salah satu hal yang bisa didayagunakan ketika rawan pangan mengancam sebagian besar masyarakat kita.
Sebagaimana beberapa status saya terdahulu. Ini saat yang paling baik Presiden Jokowi untuk tampil di depan, memimpin kita menghadapi semua tantangan itu. Saya selalu percaya, pemimpin yang berkualitas diuji pada saat menghadapi situasi buruk.
Saya yakin sebagian besar Anda tidak percaya dengan tahayul. Tapi pasti Anda juga tahu bagaimana tahayul bisa mendapatkan tempat. Ya, karena pernah terjadi bukan hanya sekali.