Tadi sore, seperti biasa, Kali dipanggil teman-temannya, diajak bermain. Saya mendengar suara tetangga saya (ibu dari salah satu teman Kali) yang memberi tahu kalau ada teman anaknya yang bergabung. Dia menyebut nama si bapak, salah satu nama gitaris terkenal dari kota Yogya.
Kali yang sempat berada di teras rumah, masuk lagi ke dalam. Dia pamitan kepada ibunya. Lalu nyamperin saya untuk pamitan juga.
“Bapak, orang terkenal itu apa sih?” celekop bocah itu saat mau pamitan bermain.
“Mmm… orang terkenal itu orang yang punya banyak teman.
“Kalau begitu Kali juga terkenal dong? Kan Kali punya banyak teman…”
“O iya…”
“Lalu?”
“Mmm, jika bertemu banyak orang sering dimintai foto atau tandatangan.”
“Ooo…” bocah itu mengangguk. “Bapak berarti terkenal dong, kan sering dimintai foto sama tandatangan…”
“Ssshhh…” saya lalu memintanya mendekat. Kali mendekat. Lalu saya membisikinya, “Kita berdua sama-sama terkenal. Tapi kita gak perlu ngomong ke orang-orang. Itu rahasia kita berdua.”
Kali mengangguk, lalu mbledhas pergi.
Tak berapa lama, di antara sekian suara teriakan anak bermain, terdengar suara Kali. “Kamu tahu gak terkenal itu apa? Bapakmu sering diminta foto bareng ya? Sama tandatangan ya? Sama dong kayak bapakku! Aku juga terkenal. Aku punya buku judulnya: Dunia Kali. Kamu kalau beli nanti tak tandatangani ya…”
Saya ngekek.