Apa yang tersaji dan siap dinikmati, tidak sepenuhnya bisa mengabarkan apa yang terjadi di balik layar. Kita menikmati teater, film, musik, buku, tanpa pernah tahu sesungguhnya yang terjadi dalam proses pembuatannya. Indah tampak depan, belum tentu enak di belakang.
Tim #putcast tahu persis hal itu. Kami menghadapi banyak hal yang tidak tampak di layar. Kadang, karena itulah, sesekali saya mengabarkan di medium ini untuk membocorkannya. Kalau Anda lihat tayangan #putcast wawancara saya dengan Ki Catur ‘Benyek’ Kuncoro, hampir semua pemirsa komplain soal kualitas audionya. Tim sudah mencoba ‘meredam’ dengan permintaan maaf karena ada kendala teknis. Tapi banyak orag berkomentar dari mulai siap siagakan audio lain sampai gagalkan saja wawancara kalau tim gak siap. Jelas, itu ekspresi kekecewaan di satu sisi, di sisi yang lain, tentu tidak memahami kendala lapangan. Dan tidak semudah itu membatalkan wawancara. Pertanggungjawaban manajerialnya tidak mudah.
Yang sesunggunya terjadi di peristiwa tersebut, saat acara sudah mulai sekira 10 menit, meja di belakang Ki Benyek tiba-tiba dipenuhi anak-anak muda, dan mereka bercanda dengan suara yang sangat nyaring, tanpa mempedulikan ada sekelompok orang yang sedang bekerja. Saya sedang wawancara. Tim di belakang layar ragu untuk menegur mereka, atas hak apa? Karena itu ruang publik. Jadilah suara mereka bocor banyak, dan tim #putcast tak bisa menyunting lebih maksimal lagi.
Sebetulnya peristiwa seperti itu bukan hanya sekali. Berkali-kali. Sekalipun kami sudah memesan tempat wawancara yang terpisah, tetap saja namanya nasib, tiba-tiba bisa datang bergerombol orang lalu teriak-teriak tanpa peduli ada kamera, lampu, dan orang yang melakukan kerja. Ya begitulah…
Kemarin, di pasar kangen juga lebih ngeri. Pertama, narsum kami tiba-tiba pulang. Akhirnya kami pontang-panting cari narsum lain. Dapat. Eh, begitu semua siap, mendadak hujan deras. Kami dan alat kerja tim, basah semua. Tapi tim tidak menyerah. Kami pindah tempat di tenda. Tetap kena hujan, dan kami tetap wawancara. Terakhir, akhirnya kami wawancara di dalam gedung diorama dan arsip Yogya. Kalau video ini tayang, semua orang mungkin tahunya segalanya manis seperti di foto ini. Padahal pulang dari sana, saya langsung masuk angin karena kehujanan.
Tapi begitulah bekerja. Dinikmati saja.